Jumat, 08 Januari 2016

PERPUSTAKAAN DESA SEBAGAI SUMBER INFORMASI


Perpustakaan desa sangat berperan dalam memberikan sumber-sumber informasi kepada masyaraka sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat. Koleksi yang dimiliki perpustakaan harus benar-benar mendukung terciptanya kemakmuran masyarakat tersebut. Agar perpustakaan desa bisa berjalan dengan semestinya, maka pihak pemerintah atau kelurahan harus menggangkat pengelolaan perpustakaan desa adalah orang yang mengerti tentang perpustakaa. Sehingga perpustakaan desa akan berfungsi dengan baik sesuai dengan yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
Menurut Sutarno (2006:49-62), ada beberapa nilai-nilai dasar perpustakaan desa yaitu : Hakekat Perpustakaan Desa, Sejarah kebudayaan dan pelestarian budaya, Layanan Masyarakat, Sarana Belajar Masyarakat, Pengembangan budaya baca, Referensi dan penelitian sederhana, Pengayaan dan perluasan ilmu pengetahuan, dan Makna nilai praktis.
Nilai-nilai dasar yang ada dalam perpustakaan desa tersebut bisa dijadikan sebagai sumber informasi utama bagi perpustakaan desa dalam melayani masyarakat, baik yang mau belajar, meneliti, berkarya, memperluas wawasan, mencari pengetahuan baru serta informasi-informasi lainya yang dibutuhkan. Keberhasilan suatu perpustakaan desa dapat diukur berdasarkan pada tinggi rendahnya kemampuan perpustakaan tersebut dalam melaksanakan fungsinya sebagai pusat kegiatan belajar mandiri serta pusat pelayanan informasi dan rekreasi masyarakat. Perpustakaan ini merupakan suatu lembaga pendidikan non formal dan sebagai sarana penunjang pendidikan formal.
Sesuai dengan tujuan dan fungsi perpustakaan desa yang cukup strategis, maka persyaratan yang dituntut untuk petugas perpustakaan desa adalah (Perpustakaan Nasional RI 2000:8):
1.      Persyaratan mental, seorang petugas perpustakaa desa harus mempunyai jiwa mengabdi terhadap kepentingan masyarakat. Apalagi dana yang diperuntukkan perpustakaan desa yang ada sekarang sangat minim.
2.      Persyaratan pengetahuan, hal-hal umum yang seharusnya diketahui dan kadang-kadang harus dipelajari secara mendalam adalah hal-hal yang menyangkut masyarakat setempat, antara lain tentang mata pencaharian pokok masyarakat.
3.      Teknik-teknik penyelenggaraan perpustakaan desa yang meliputi kegiatan sebagai berikut:
a.       Menata gedung/ruangan perpustakaan, antara lain dengan mengatur rak-rak buku, lemari catalog, meja bacaan, serta perlengkapan laiinya.
b.      Mengembangkan koleksi baik melalui pembelian, hadiah, tukar menukar, sumbangn masyarakat dan lain-lain.
c.       Memberikan bimbingan kepada masyarakat, antara lain cara-cara administrasi peminjaman, bimbingan terhadap pembaca serta pelayanan informasi lainnya.
Mengingat tugas dan fungsi perpustakaan desa yang cukup strategis, maka kepala perpustakaan desa seyogyanya memiliki persyaratan yang dibutuhkan seperti pendidikan minimal SLTA plus ijazah Diklat/khusus di bidang pepustakaan. Seluruh kegiatan perpustakaan akan berjalan lancar apabila perpustakaan dikelola oleh tenaga yang berlatarbelakang pendidikan yang sesuai dengan pekerjaannya. Serta memiliki sarana dan prasarana yang memadai (Lasa HS, 2008:58).

1.      Hakekat Perpustakaan Desa
Pada dasarnya perpustakaan mempunyai peran dan posisi yang sangat strategis di dalam kehidupan seluruh lapisan masyarakat. Oleh karena itu, upaya pembentukan dan penyelenggaraan, perpustakaan desa sudah sangat mendesak. Namun dalam praktiknya belum semua orang menyadari tentang hal itu karena keterbatasan dan pemahaman. Faktanya belum semua pemerintah desa menjabarkanya dalam kebijakan dan pelaksanaan untuk mewujudkan atau membangun perpustakaan. Menurut Sutarno (2006:46), perpustakaan desa adalah sumber kekuatan, imajinasi, inspirasi untuk berpikir, belajar, bekerja, berkarya dan berprestasi. Sebuah kemajuan kehidupan akan akan diwarnai atau tergangtung pada kemampuan atau pengembangan berpikir. Untuk menciptakan ide-ide dan temuan-temuan baru yang bermanfaat bagi kemaslahatan umat manusia, bukan untuk merusah tatanan dan nrma-norma yang sudah ada.
            Perpustakaan merupakan refleksi budaya dan cerminan sebuah bangsa. Hal itu bisa kita perhatikan bahwa kehidupan masyarakat yang sudah maju biasanya ditandai oleh kemajuan perpustakaan yang presentatif. Sementara masyarakat yang sedang berkembang maka perpustakaannya juga dalam proses pembangunan. Hakekat perpustakaan sebagai symbol kehidupan yang menjelma dalam berpikir rasional, berbicara realistis, bertindak yang positif dan kontruktif untuk menghasilkan sesuatu yang produktif dan bermanfaat. Perpustakaan desa adalah sumber informasi, ilmu pengetahuan dan pengembangan diri.
2.      Sejarah kehidupan dan pelestarian
Pemahaman yang sederahana tentang perpustakaan desa adalah tempat menghimpun koleksi bahan pustaka yang berupa data, informasi, pengetahuan serta karya umat manusia masa lalu yang dikoleksi di perpustakaan. hasil karya yang merupakan khazanah bangsa itu telah ditemukan, diciptakan dari masa-masa yang lalu sampai sekarang. Semua itu direkam, disimpan dan dilestarikan di perpustakaan.
Dengan adanya perpustakaan, kita mengatahui apa yang pernah terjadi dimasa lalu dan apa yang pernah dilakukan oleh para pendahulu sehingga menjadi seperti sekarang ini yang bisa kita alami dan nikmati. Jika tidak ada perpustakaan yang menghimpun semua informasi dan mengoleksikannya, mungkin sekarang sejarah, pengetahuan, budaya dan lainnya akan hilang sedikit sedikit. Melalui perpustakaan, sejarah kehidupan dan buah karya umat manusia akan terus berproses berkelanjutan untuk menjadi yang terbaik dan menuju kesempurnaan.
Perpustakaan desa yang berfungsi dengan baik mempunyai peran yang sangat penting dalam kehidupan budaya umat manusia. Perpustakaan memberikan sumber aspirasi, inspirasi dan intuisi dalam memperkaya, memperluas ilmu pengetahuan dan pengalaman anggota masyarakat yang mau belajar dan instropeksi atas kekurangannya. Pada gilirannya akan berkembang pula kehidupan budaya nusantara yang menjadi kebanggaan  dan cirri khas masyarakat setempat. Sementara untuk membentuk budaya membaca dan belajar masyarakat pedesaan masih dalam tahap upaya penenkanan intensitas atau pembudayaan dan masih butuh waktu dan kesabaran.
3.      Layanan Masyarakat
Layanan pengguna (masyarakat) merupakan tolak ukur keberhasilan sebuah perpustakaan. perpustakaan akan dinilai baik oleh masyarakat jika mampu memberikan layanan yang terbaik, dan dinilai buruk secara keseluruhan jika layanan yang diberikan buruk (Rahayuningsing 2007:84). Perpustakaan desa yang dikelola denga baik dapat dikembangkan menjadi pusat pelayanan informasi dan ilmu pengetahuan bagi penduduk wilayah desa tersebut. Informasi dan pengetahuan tersebut bersumber ada koleksi bahan pustaka dan dokumen resmi pemerintah desa, data statistis, gambar, foto, grafik.
            Perpustakaan desa merupakan salah satu sarana yang harus dikembangkan agar masyarakat bisa meningkatkan wawasan dan ketrampilan, khususnya untuk mandiri. Selain itu, pepustakaan desa juga bisa membantu pemerintah desa dalam melayani kenutuhan masyarakat, seperti pelayanan surat-menyurat kependudukan, jasa kesehatan, membentuk usaha tani yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat.
            Informasi yang ada diperpustakaan harus dikelalo dengan baik, sehingga masyarakat akan mudah menemukan informasi yang sesuai dengan apa yang mereka butuhkan. Menurut Sutarno (2006:51)  Informasi yang dapat disajikan dan di layankan di perpustakaan desa antara lain:
1.      Peta yang memuat tentang kondisi geografi wiayah dan luas wilayah, iklim, akses jalan, potensi alam/daerah, kekayaan, keunggulan, kelebihan, produk masyarakat dan keunikan lainnya.
2.      Jumlah penduduk disertai data lengkap tantang jenis kelamin, tingkat pendidikan, etnis, agama dan kepercayaan, sumber mata pencaharian dan informasi penting lainnya.
3.      Objek tertentu yang dapat dikembangkan, seperti objek wisata dan kerajinan pedesaan.
4.      Asset dan kekayaan pemerintah desa yang dapat dimanfaatkan oleh umum.
5.      Upacara adat atau kehidupan adat istiadat, benda pusaka, kesenian dan nilai-nilai kedaerahan yang menjadi ciri khas, kebanggaan yang perlu dilestarikan.
Hermawan (2010:183) berpendapat bahwa untuk dapat memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat, maka petugas perpustakaan desa harus memiliki sikap sebagai berikut:
1.      Mengenal masyarakat pengguna, ini merupakan bagian penting dan tak dapat dipisahkan dari perpustakaan, sehingga informasi yang disediakan sesuai dengan kebutuhan masyarakat pengguna.
2.      Luwes dalam melayani, pustakawan harus bersikap luwes dalam melayani masyarakat pengguna, karena minat masyarakat desa untuk ke perpustakaan masih minim.
3.      Mengetahui kemauan pengguna, pustakawan harus berkomunikasi dengan masyarakat, sehingga dapat mengetahui apa yang mereka inginkan. Pustakawan harus bisa menunjukkan bahwa ia dapat melayani mereka dengan baik dengan cara memberikan pelayanan yang cepat, tepat, ramah dan professional sehingga masyarakat merasa puas.
4.      Mempromosikan produk layanan, pustakawan wajib mempromosikan produk layanannya kepada masyarakat. Mempromosikan produk layanan bisa dilakukan dengan berbagai cara, antara lain melalui media cetak seperti pamphlet, brosur, stiker, dan lain sebagainya. Selain itu pustakawan juga bisa mempromosikan layanannya melalui obrolan-obrolan hari-hari.
5.      Melayani sampai tuntas agar masyarakat merasa puas dengan pelayanan yang diberikan oleh pustakawan.
6.      Melayani dengan wajah ceria, hal ini berguna untuk mengangkat citra perpustakaan dimata masyarakat.
7.      Mau mendengar keluar masyarakat, pustakawan harus dapat bersikap sabar dalam mendengarkan keluhan masyarakan dan memberikan solusi terhadap masalah yang dihadapinya.
8.      Mengucapkan terima kasih, untuk menghargai masyarakat pengguna pustakawan harus mengucapkan terima kasih, sehingga masyarakat pengguna merasa nyaman dan dihargai.
4.      Sarana Belajar Masyarakat
Perpustakaan desa yang dikelola dan berfungsi dengan baik merupakan salah satu sarana dan tempat untuk belajar, menggali dan mengembangkan ilmu pengetahuan, menambah wawasan dan pengetahuan warganya. Perpustakaan desa sebagai pusat kegiatan dan sumber belajar adalah dalam lingkup pendidikan nonformal dan otodidak, yaitu dengan belajar sendiri, dengan teman, petugas perpustakaan maupun masyarakat pengunjung lainnya. Perpustakaan harus menyediakan bahan pustaka cetak maupun digital sebagai sumber belajar disamping sumber belajar seperti guru, lingkungan alam dan lingkungan masyarakat (Lasa 2013:6).
            Peran perpustakaan desa harus menciptakan suasana masyarakat yang harmonis, selaras dan seimbang dengan akses informasi yang tidak ada batas di perpustakaan. perpustakaan desa merupakan sumber informasi dan pengetahuan yang tidak pernah kering. Oleh karna itu, perpustakaan tidak membatasi pelayanannya dalam menyediakan informasi dan harus terus menambahkan informasi yang sesuai dengan lingkungan masyarakat sekitar.
Minat, kegemaran dan kebiasaan membaca harus dipupuk dan dibentuk dari usia dini. Perpustakaan desa dapat dimanfaatkan sebagai tempat pengembangan minat, hobi dan kebiasaan membaca serta belajar bagi anak-anak, remaja dan masyarakat yang berminat. Perpustakaan harus bisa meningkatkan hobi, kegemaran dan kebiasaan  masyarakat untuk membaca, serta memotivasi mereka bahwa membaca adalah kebutuhan.
Beberapa istilah yang berkaitan dengan artikel ini yaitu: minat baca, kebiasaan baca, dan budaya baca. Menurut Sutarno NS (2006:26), minat baca diartikan sebagai kecenderungan hati yang tinggi dari seseorang kepada suatu sumber bacaan tertentu. Budaya baca adalah suatu sikap dan tindakan atau perbuatan seseorang untuk membaca yang dilakukan secara teratur dan berkelanjutan, sedangkan di dalam pengertian budaya baca ini mencakup kebiasaan dan proses dalam waktu yang lama di dalam kehidupan seseorang untuk selalu menggunakan sebagian waktunya untuk membaca.  Kebiasaan membaca yang berkembang yang menjadi budaya membaca harus terus dipelihara agar terus berkembang. Karena perpustakaan desa merupakan salah satu sarana penting dalam mempersiapkan generasi muda sebagai kader dan calon pemimpin masa depan bangsa.
5.      Referensi dan penelitian sederhana
Lasa (1994: 34) menyatakan bahwa Layanan referensi yang ada di perpustakaan desa sengaja dipersiapkan untuk memberikan informasi, penjelasan dalam hal-hal tertentu. Koleksi referensi adalah buku yang dapat memberikan keterangan tentang topic perkataan, tempat, peristiwa, data statistic, pedoman, alamat, nama orang riwayat orang-orang terkenal dan lain sebagainya. Perpustakaan desa harus mempunyai koleksi rujukan, meskipun sifatnya terbatas dan sederhana disamping koleksi umum. Koleksi tersebut bisa digunakan oleh pengunjung sebagai sumber referensi untuk menambahkan pengetahuan dan membantu memecahkan masalah yang dihadapi sehari-hari. Menurut Sutarno (2006:57) Koleksi yang harus dimiliki perpustakaan desa adalah:
a.       Publikasi pemerintah penting bagi masyarakat seperti peraturan perundang-undangan, kependudukan, pengurus akte kelahiran.
b.      Peta wilayah, direktori, alamat dan nomor telepon penting seperti nomor telepon rumah sakit dan kantor polisi.
c.       Kelender kegiatan pemerintah yang menyangkut masyarakat banyak.
d.      Pranata mangsa sebagai pegangan bagi kaum petani dalam menggarap lahan dan bercocook tanam, buku-buku keagamaan, kamus umum bahasa.
e.       Surat kabar, majalah, brosur dan lainnya yang diterbitkan di pusat maupun daerah.
Perpustakaan harus memiliki koleksi dasar yang memadai yang didalamnya terdapat sumber referensi yang sudah disebutan di atas. Penelitian sederhana dapat dilakukan di perpustakaan desa dengan melakukan studi kepustakaan dan studi dokumentasi. Untuk mendapatkan informasi yang lengkap tentang penelitian yang dilakukan oleh masyarakat, petugas perpustakaan merujuk mereka keperpustakaan umum kabupaten kota atau pusat dokumentasi dan informasi lainnya.
6.      Pengayaan dan perluasan ilmu pengetahuan
Masyarakat desa yang sudah mengerti dan memahami perpustakaan diharapkan sering mengunjungi perpustakaan. mereka memanfaatkan informasi yang tersedia untuk memperoleh pengetahuan baru, pengalaman dan ketrampilan tambahan. Ketrampilan yang dimaksud adalah pengetahuan praktis dan pragmatis yang diterapkan dalam kehidupan nyata baik di rumah atau di tempat kerja. Selain itu juga bisa berguna untuk berwirausaha antara lain teknologi tepat guna, cara bercocok tanam, budidaya ekonomi usaha kecil, ketrampilan mengolah hasil pertanian, perkebunan, perikanan dan lain sebagainya. Masyarakat desa yang memanfaatkan perpustakaan dengan maksimal akan bertambah kaya dan luas wawasannya. Orang yang rajin membaca dan belajar dapat mengikuti perkembangan yang terjadi disekitarnya dan memanfaatkanya dalam memenuhi kebutuhan kehidupannya.
7.      Makna nilai praktis
Pada dasarnya ada sejumlah nilai yang ada atas keberadaan perpustakaan desa. Nilai-nilai itu dapat dimanfaatkan untuk membantu penduduk dalam berkunjung ke perpustakaan. nilai-nilai tersebut antara lain adalah ekonomis, historis, filosofis, edukatif dan rekreatif. Kandungan ekonomi yang lebih bermanfaat adalah koleksi yang ada di perpustakaan dimanfaakan oleh masyarakat sehingga mereka mempunyai pengetahuan baru dan kemampuan tertentu. Pelayanan informasi disediakan secara gratis oleh perpustakaan. nilai historis yang terkandung dalam perpustakaan desa antari lain dengan mengoleksi, menyimpan, melestarikan dan melayankan imu pengetahuan, maka masyarakat telah belajar sejarah kehidupan masa lalu.
            Nilai filosofis dalam lingkup perpustakaan tentang ilmu pengetahuan sebagai sumber informasi yang harus ditimba dalam kehidupan dan kemanusiaan. Untuk mencari jawaban tentang apa, mengapa dan bagaimana kehidupan manusia, alam dan lingkungan.pemahaman dan penghayatan filosofis mengajarkan dan mengajak orang berpikir tentang apa, mengapa dan bagaimana masyarakat dan kehidupan, tentang kebenaran hakikat, dan banyak lagi yang dapat digali informasinya di perpustakaan desa.
            Sementara nilai pendidikan, masyarakat bisa belajar tantang pengetahuan dan banyak hal lainya di perpustakaan. perpustakaan merupakan tempat belajar yang mudah dan murah bagi semua masyarakat tanpa memandang umur, pendidikan, budaya, ras maupun etnis. Nilai yang tak kalah penting atas keberadaan perpustakaan desa yaitu rekreasi atau hiburan. Ketenangan dan kepuasan batin merupakan sisi lain seseorang yang berfungsi menjadi penyeimbang dari hal-hal yang bersifat mendunia, untuk itulah maka perpustakaan desa sangat bararti bagi anggota masyarakat yang gemar dan biasa membaca atau belajar sebagai wisata hati. Sebuah hiburan atau rekreasi merupakan sisi lain dari kebutuhan umat manusia yang harus dipenuhi sebagaimana kebutuhan yang lainnya. Hiburan di perpustakaan yang infotainment, edutaiment, tentu berbeda dengan di tempat-tempat hiburan lainnya yang lebih menekankan amusement. Perpustakaan desa menjadi tempat wisata atau hiburan tersediri bagi masyarakat, tergantung cara pendang masyarakat itu sendiri.
Kendala-kendala perpustakaan desa dalam pelayanan sumber informasi
Data dan fakta dilapangan bahwa banyak masyarakat yang belum menaruh perhatian dan kepedulian terhadap perpustakaan desa. Banyak perpustakaan desa belum bisa menjalani tugasnya secara optimal. Adapun kendala-kendala yang dihadapi perpustakaan desa menurut Sutarno (2006:58) adalah:
1.      Keberadaan perpustakaan yang belum dikenal luas.
2.      Kondisi perpustakaan yang serba terbatas.
3.      Pengelolaan perpustakaan yang belom optimal.
4.      Akses informasi yang relative sulit.
5.      Cara memanfaatkan dan kegunaannya yang belum efektif.
6.      Pembinaan perpustakaan desa yang belum diselenggarakan dengan baik.
Kesimpulan
Perpustakaan desa adalah perpustakaan yang diselenggarakan oleh pemerintah tingkat desa, guna untuk memenuhi kebutuhan informasi masyarakat desa serta sebagai pusat belajar dan sumber informasi utama masyarakat desa. Menurut Surat Keputusan (SK) Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah Nomor 3 Tahun 2001, perpustakaan Desa/Kelurahan adalah perpustakaan masyarakat sebagai salah satu sarana/media untuk meningkatkan dan mendukung kegiatan pendidikan masyarakat pedesaan,yang merupakan bagian integral dari kegiatan pembangunan desa/kelurahan.
Adapun layanan-layanan yang diberikan perpustakaan desa sebagai sumber informasi utama adalah layanan informasi tentang kehidupan dan sejarah, layanan informasi umum, sebagai pusat belajar mengajar masyarakat desa, sebagai pusat pengembangan minat dan budaya baca masyarakat, layanan referensi tentang informasi-informasi tertentu, pusat penelitian sederhana serta sebagai pusat pengayaan dan perluasan ilmu pengetahuan masyarakat.
Adapun kendala-kendala yang dihadapi perpustakaan desa adalah:
1.      Keberadaan perpustakaan yang belum dikenal luas.
2.      Kondisi perpustakaan yang serba terbatas.
3.      Pengelolaan perpustakaan yang belom optimal.
4.      Akses informasi yang relative sulit.
5.      Cara memanfaatkan dan kegunaannya yang belum efektif.
6.      Pembinaan perpustakaan desa yang belum diselenggarakan dengan baik.
Saran

Perpustakaan desa harus mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah, sehingga perpustakaan desa tidak terkesan terabaikan begitu saja. Kepala kelurahan harus berpartisipasi dalam membangun dan mengembangkan perpustakaan desa serta menjalankan tujuan dan fungsi perpustakaan desa dengan baik. Perpustakaan desa sangat berperan penting dalam membangun kecerdasan bangsa, karena perkembangan suatu masyarakat dimulai dari desa. Perpustakaan desa harus dikelola oleh petugas yang yang memiliki latarbelakang pendidikan perpustakaan, minimal SLTA yang di bekali dengan diklat perpustakaan. apabila belum ada tenaga yang seperti itu, maka perpustakaan desa bisa bekerjasama dengan perpustakaan daerah dan perpustakaan sekolah yang ada disekitarnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar