Dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:216) Citra adalah gambaran yg dimiliki orang
banyak mengenai pribadi, perusahaan, organisasi, atau produk. Yang dimaksud
dengan pencitraan disini adalah merubah pandangan masyarakat terhadap keberadaan
perpustakaan umum melalui layanan berbasi teknologi informasi.
Menurut
Rosady Ruslan (2007: 75), pencitraaan itu bersifat abstrak dan tidak dapat
diukur secara sistematis, tetapi wujudnya bisa dirasakan dari hasil penilaian
baik atau buruk, seperti penerimaan dan tanggapan baik positif maupun negative
yang khususnya datang dari publik dan masyarakat luas pada umumnya. Penilaian
masyarakat tersebut dapat berkaitan dengan timbulnya rasa hormat, kesan-kesan
yang baik dan menguntungkan bagi pustakawan dalam mengubah pandangan masyarakat
terhadap citra perpustakaan.
Layanan Perpustakaan
Saat ini masyarakat pengguna
perpustakaan menghendaki perpustakaan menjadi right information, right user dan
right now. Artinya perpustakaan dituntut untuk memberikan layanan
informasi yang tepat, pada pengguna yang tepat dan waktu yang cepat. Hal ini
dapat terlaksana dengan baik apabila perpustakaan dapat menghadirkan dan
memanfaatkan perkembangan teknologi informasi dalam pengelolaan perpustakaan.
Menurut Rahman dan Komalasari
(2011:4.3) layanan perpstakaan didefinisikan sebagai aktivitas perpustakaan
dalam memberikan jasa layanan kepada pengguna perpustakaan, khususnya kepada
anggota perpustakaannya. Macam-macam layanan pemustaka yang berbasis teknologi
informasi yang bisa dilakukan diperpustakaan umum antara lain, layanan
sirkulasi, layanan referensi, layanan penelusuran informasi, layanan penyebaran
informasi dan layanan journal online.
Teknologi Informasi
Penyusunnya adalah teknologi dan informasi. Secara mudahnya TI adalah hasil rekayasa manusia
terhadap proses penyampaian informasi dari pengirim ke penerima sehingga
pengiriman informasi akan lebih cepat, lebih luas sebarannya, dan lebih lama
penyimpanannya. Pengertian lain dari TI adalah pemanfaatan hardware dan software yang digunakan untuk penyimpanan (store),
penemuan kembali (retrieve), dan memanfaatkan (use) informasi.(Wikipedia).
Teknnologi Informasi telah berkembang
dengan sangat pesat sehingga sudah merupakan gejala Dunia. Teknologi itu sudah
menjadi bagian kebudayaan Indonesia sejak berkembangnya sistem komunikasi
satelit domestik.
Penerapan TI di perpustakaan bersamaan
dengan perkembangan budaya manusia itu sendiri. Perkembangan tersebut dapat
dilihat dari tahapan evolusi format dokumen yang menjadi koleksi perpustakaan,
antara lain dimulai dari bahan cetak (paper material), microfilm,
CDROM/DVD, Komputer, Internet, Wireless, sampai format web. Perkembangan ini
menjadikan “Great Technology Great Library”.
Penerapan TI di perpustakaan dapat difungsikan
dalam berbagai bentuk, antara lain:
a. Sebagai Sistem Manajemen Perpustakaan Bidang pekerjaan yang
dapat diintegrasikan dengan sistem manajemen perpustakaan adalah pengadaan,
inventarisasi, katalogisasi, sirkulasi, keanggotaan, statistik dan lain sebagainya.
Fungsi ini sering diistilahkan sebagai bentuk Automasi Perpustakaan.
b. Sebagai sarana untuk
menyimpan, mendapatkan, dan menyebarluaskan informasi ilmu pengetahuan dalam format
digital. Bentuk penerapan TI ini sering dikenal dengan Perpustakaan digital (digital
library).
Membangun Citra
Perpustakaan Umum Melalui Layanan Berbasis Teknologi Informasi
Citra yang negatif dapat memperlemah
serta merusak strategi yang telah dibangun secara efektif. Sedangkan citra yang
positif bisa didapatkan dengan mengkomunikasikan keunikan dan kualitas terbaik
yang dimiliki perpustakaan itu kepada pemakainya. Perpustakaan merupakan salah
satu sarana pembelajaran yang dapat menjadi sebuah kekuatan untuk mencerdaskan
bangsa. Perpustakaan mempunyai peranan penting sebagai jembatan menuju
penguasaan ilmu pengetahuan. Perpustakaan memberi kontribusi penting bagi
terbukanya informasi tentang ilmu pengetahuan. Sedangkan perpustakaan perguruan
tinggi merupakan jantung bagi kehidupan sivitas akademika, karena dengan adanya
perpustakaan dapat diperoleh data maupun informasi yang dapat digunakan sebagai
dasar pengambilan keputusan dan perencanaan serta dapat menyegarkan dan
mengembangkan ilmu pengetahuan.
Citra
perpustakaan dapat dikatakan sebagai suatu pandangan yang diberikan masyarakat
tentang sebuah institusi perpustakaan. Citra positif perpustakaan dapat
diciptakan dengan memberi kesan positif kepada mayarakat dengan cara
menampilkan keprofesionalan kerja seorang pustakawan dalam melayanai pemustaka.
Karena dengan sikap profesional segala sesuatu akan menghasilkan keluaran yang
membanggakan. Perpustakaan sebagai salah satu pusat informasi haruslah
menerapkan profesionalisme informasi (PI) yang menurut Special Library
Association (SLA) bahwa Profesionalisme Informasi adalah orang yang menggunakan
infromasi dalam melaksanakan tugasnya mencapai tujuan organisasi tempatnya
bekerja (Sudarsono, 2007).
Perpustakaan merupakan salah satu
sarana pembelajaran yang dapat menjadi sebuah kekuatan untuk mencerdaskan
bangsa. Perpustakaan mempunyai peranan penting sebagai jembatan menuju
penguasaan ilmu pengetahuan yang sekaligus menjadi tempat rekreasi yang
menyenangkan, menyegarkan, dan mengasyikkan. Oleh karena itu citra perpustakaan
perlu dibangun agar dapat berkembang dengan baik pada era globalisasi ini.
Dengan membangun citra perpustakaan yang positif, keberadaan perpustakaanakan
membawa dan mengembangkan citra institusinya, baik di dalam maupun di luar
lembaga induknya.
Dalam mengembangkan citra, perpustakaan
berusaha meningkatkan layanannya yang sesuai dengan sistem manajemen mutu
(Quality Management System). Strategi yang ditawarkan untuk mengembangkan citra
perpustakaan khususnya perpustakaan umum di Indonesia melalui 3 (tiga) pilar
citra utama yaitu pertama membangun citra perpustakaan (building image), kedua
meningkatkan citra pustakawan (librarian image), dan ketiga mengembangkan
perpustakaan yang berbasis pada teknologi informasi dan komunikasi atau
information and communication technology (ICT based).
Perpustakaan
dapat dikatakan memiliki layanan istimewa apabila memiliki tingkat keunggulan
dalam pelayanan atau memiliki kualitas pelayanan (service quality).
Kualitas pelayanan menurut Wyckof (dalam Tjiptono, 2000: 59) adalah tingkat
keunggulan dalam memenuhi keinginan pelanggan. Jika pelayanan yang diterima
atau dirasakan (perceived service) tidak sesuai dengan yang diharapkan,
maka kualitas layanan dipersepsikan buruk. Dengan demikian baik tidaknya
kualitas layanan tergantung pada kemampuan penyedia jasa (pelayanan) dalam
memenuhi harapan pengguna secara konsisten.
Penerapan
teknologi informasi (TI) di perpustakaan umum merupakan wujud dari sistem
layanan. Perubahan ini mendorong perpustakaan untuk melakukan modernisasi
pelayanan dan menerapkan TI dalam kesehariannya (Supriyanto, 2008:18). Oleh
karena itu, maka perpustakaan umum mengubah hal tersebut dengan menggunakan
layanan perpustakaan yang berbasis teknologi Informasi. Selain memudahkan
proses kegiatan rutinitas di Perpustakaan Umum, hal ini juga berfungsi untuk
mengangkat derajat Perpustakaan Umum di mata masrarakat.
Berikut
ini layanan-layanan yang berbasis teknologi yang ada di perpustakaan yang
behubungan langsung dengan pengguna perpustakaan menurut Hidayah (2009:8):
1. Layanan Sirkulasi
Layanan
sirkulasi di pepustakaan umum merupakan salah satu kegiatan yang berkaitan
dengan pengguna perpustakaan. Layanan inilah yang sebenarnya merupakan denyut
dari semua perpustakaan, termasuk perpustakaan umum. Karena pelayanan sirkulasi
merupakan jasa layanan yang secara langsung bisa dirasakan oleh pengguna
perpustakaan (Darmono, 2004:143).
Pelayanan
sirkulasi berbasis TI dalam bidang ini meluputi banyak hal, diantaranya adalah
layanan peminjaman dan pengembalian, statistik pengguna, administrasi
kenaggotaan, dan lain-lain. Selain itu dapat juga dilakukan silang layang antar
perpustakaan yang bekerjasama. Dengan adanya layanan sirkulasi seperti ini,
pengguna perpustakaan sudah bisa meminjam dan mengembalikan buku secara mandiri
tanpa harus ada bantuan pustakawan.
2. Layanan Referensi
Rahayuningsih
(2007:103)mengatakan bahawa melalui layanan referensi, pengguna perpustakaan
umum akan memperoleh informasi melalui bahan-bahan referensi yang ada di
Perpustakaan. petugas layanan referensi tidak hanya menyediakan bahan-bahan
referensi di perpustakaan saja, tetapi juga harus memberikan jasa rujukan
maupun pengarahan agar pengguna menemukan informasi yang dibutuhkan.
Penerapan
TI dalam layanan referensi dan hasil-hasil penelitian dapat dilihat dari
tersedianya akses untuk menelusuri sumber-sumber referensi elektronik/digital
dan bahan pustaka lainnya melalui kamus elektronik, direktori elektronik, peta
elektronik, hasil penelitian dalam bentuk digital dan lain-lain.
3. Layanan Jurnal Online
Penggunaan
layanan journal, majalah berkala akan sangat membantu apabila perpustakaan
mampu menyediakan menyediakan akses ke dalam jurnal-jurnal elektronik yang
sekarang sangat marak dengan nama e-jurnal. Bahkan silang layan dan penelusuran
informasi pun bisa dimanfaatkan oleh pengguna dengan memanfaatkan teknlogi
informasi yang ada seperti internet. Fasilitas
ini diberikan agar seluruh sivitas akademika dapat melakukan proses belajar
mengajar dan penelitian dengan lebih mudah dengan adanya bahan referensi dari
beberapa jurnal online.
4. Layanan Internet
Internet
saat ini menjadi bintang dalam Teknologi Informasi. Mau tidak mau perpustakaan
pun harus dapat memberi layanan lewat media ini. Melalui media ini perpustakaan
memberikan informasi dan layanan kepada penggunanya. Selain itu, perpustakaan
juga dapat menyediakan akses internet baik menggunakan comupter station maupun wifi
yang dapat digunakan pengguna sebagau bagian dari layanan yang diberikan oleh
perpustakaan. pustakawan dan perpustakaan menyediakan fasilitas web
conferencing untuk memberikan layanan secara online kepada pengguna
perpustakaan. Web conferencing ini dapat juga dimanfaatkan oleh bagian
pelayanan informasi dan referensi. Sekarang
banyak pengguna menggunakan internet sebagai sarana untuk mencari informasi
yang dibutuhkan. Ketersediaan internet gratis di perpustakaan umum akan
meningkatkan minat pengguna untuk terus menggunakan perpustakaan sebagai tempat
pencarian informasi yang murah dan terjangkau.
5. Layanan Penelusuran Informasi
Layanan
penelusuran informasi di Perpustakaan disebut juga layanan Online Public Access
Catalog (OPAC). layanan Opac merupakan bagian terpenting dalam sebuah
perpustakaan, untuk itu perpustakaan perlu menyediakan akses yang lebih luas baik
melalui jaringan lokan maupun jaringan internet. Opac merupakan sistem katalog
yang bisa diakses secara umum, dan dapat dimanfaatkan pemustaka untuk
menelusuri pangkalan data katalog, untuk memastikan apakan perpustakaan
menyimpan karya yang dicari, mendapatkan lokasi karya tesebut dan pemustaka
mengetahui apakah karya tersebut sudah dipinjam atau masih tersedia.
Dalam
menyelenggarakan layanan penelusuran informasi berbasis teknologi informasi,
perpustakaan umum harus mempunyai katalog yang lengkap. Selain itu,
perpustakaan umum harus memiliki terbitan seperti bibliografi, indeks dan
majalah abstrak sebagai alat penelusuran informasi/literatur.
6. Layanan Keamanan
Teknologi
Informasi di Perpustakaan Umum juga bisa digunakan sebagai alat untuk
memberikan kenyamanan dan keamanan dalam perpustakaan. melalui fasilitas gate
keeper, seciruty gate, CCTV dan lain sebagainya. Dengan ini Perpustakaan dapat
meningkatkan keamanan perpustakaan dan pengguna dari tangan-tangan jail.
Implementasi TI dalam layanan perpustakaan dari waktu ke waktu akan terus
berkembang baik itu untuk keperluan perpustakaan maupun penyediaan media/bahan
pustaka berbasis teknlogi informasi.
Dengan
adanya layanan keamanan, pengguna juga akan merasa aman untuk ke perpustakaan
dan tidak merasa cemas terhadap kehilangan benda milik pribadi, misalnya kenyamanan
motor dan barang bawaan lainnya terjamin, sehingga pengguna bisa fokus dalam
belajar mengajar serta proses pencarian informasi lainnya.
KESIMPULAN
Pembentukan citra berupa peningkatan mutu layanan serta
keramah-tamahan dari pustakawan serta layanan yang tepat, cepat dan mudah serta
menyenangkan adalah cara pembentukan citra positif yang paling tepat. Pada
akhirnya kesan yang baik itu akan meningkatkan apresiasi orang terhadap
perpustakaan. Jika apresiasi sudah meningkat diharapkan semakin banyak orang
yang akan datang untuk memanfaatkan perpustakaan. Akhirnya semua ini berarti
berdampak promosi bagi perpustakaan.
Profesi sebagai pustakawan harus aktif dalam membangun dan
mengembangkan perpustakaan dalam rangka penyelenggaraan perpustakaan yang
berorientasi pada kepuasan pemakai informasi serta pencitraan perpustakaan itu
sendiri. Dengan adanya layanan-layanan yang berbasis teknologi informasi,
pengguna perpustakaan sangat terbantu dalam memperoleh informasi secara cepat,
tepat dan sesuai dengan apa yang mereka butuhkan.
Berkaitan dengan penerapan layanan perpustakaan yang
berbasis teknologi informasi, pustakawan dituntut mampu bersaing dalam
pengelolaan informasi, karena penggunaan teknologi informasi dalam layanan
perpustakaan ini memang sudah merupakan kebutuhan yang tidak bisa dihindarkan
lagi. Sehingga perpustakaan perlu melakukan kajian prioritas kebutuhan
teknologi informasi untuk perpustakaannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar