Kesadaran untuk mengembangkan perpustakaan
sekolah mulai tumbuh, meskipun belum seperti yang diharapkan. Dibeberapa
sekolah, perpustakaan diposisikan sebagai perlengakapan dan dibiarkan
terbengkalai begitu saja, tanpa ada perhatian khusus dari guru maupun kepala
sekolah. Kurikulum bolak balik diganti, guru-guru berulang kali ditatar, kepala
sekolah sampai jemu mengikuti penataran manajemen ssekolah. Tetapi nasip perpustakaan
sekolah kadang kurang dapat perhatian.
Keberadaan perpustakaan sekolah tidak dapat
dipisahkan dengan dunia pendidian. Sebab perpustakaan merupakan institusi
pengelolaan koleksi karya tulis, karya cetak, atau karya rekam secara
professional dengan sistem yang baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan,
pelestarian, informasi dan rekreasi para pemustaka.
Keberadaan perpustakaan
sekolah untuk meningkatkan kualitas pendidikan serta untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa. karena pentingnya keeradaan perpustakaan di sekolah, maka
perpustakaan sekolah harus dikelola oleh pustakawan professional agar fungsi
dan tujuan utama perpustakaan sekolah terlaksana dengan baik.
Pengelola perpustakaan
sekolah seharusnya adalah tenaga terdidik dan dipimpin oleh orang yang memiliki
pendidikannya sekurang-kurangnya diploma dua ilmu perpustakaan (Standar
Nasional Perpustakaan Sekolah). Tanpa
adanya tenaga pendidikan ini, perpustakaan sekolah hanya akan menjadi tempat
pelarian terutama dengan adanya sertifikasi guru.[1]
Pustakawan perpustakaan
sekolah harus memiliki ketrampilan-ketrampilan komunikasi yang baik, terutama
ketrampilan komunikasi konseling dalam melayani dan menumbuhkan literasi
informasi guru dan siswa disekolah. Dengan demikian, perpustakaan tidak akan
dianggap sebagai tempat pelarian guru untuk mengejar sertifikasi serta siswa
tidak menganggap perpustakaan adalah gudang penyimpanan buku yang hanya digunakan
pada waktu tertentu saja.
Salah satu fungsi
perpustakaan sekolah yang sangat urgen
adalah sebagai pusat litersi informasi siswa. Peran perpustakaan sekolah dalam
menumbuhkan literasi informasi siswa sangat tergantung kepada
ketrampilan-ketrampilan yang dimiliki oleh petugas (pustakawan) perpustakaan
sekolah. Ketrampilan yang dimaksud disini adalah ketrampilan komunikasi
konseling yang dimiliki oleh pustakawan sekolah dalam memberikan
bimbingan-bimbingan kepada siswa sekolah terhadap pentingnya perpustakaan
sekolah sebagai pusat literasi informasi utama.
Kualitas pustakawan ditentukan oleh beberapa
faktor, antara lain latar belakang pendidikan yang akan menentukan keahliannya,
kepribadiannya, dan kemampuan berkomunikasi. Bentuk ketrampilan
komunikasi konseling pustakawan sekolah:
Keterampilan komunikasi verbal
Komunikasi verbal adalah komunikasi dengan cara
menyampaikan pesan kata-kata yang diucapkan.[2]
Komunikasi verbal dibagi dua yaitu komunikasi tertulis dan komunikasi lisan
(berbahasa). Komunikasi verbal disini adalah komunikasi yang dilakukan
pustakawan kepada siswa dengan menggunakan kata-kata yang jelas dan mudah
dipahami oleh siswa.
Dalam komunikasi verbal, siswa dapat memahami
semua pesan yang disampaikan oleh pustakawan. Pustakawan dalam hal ini harus
menggunakan kata-kata sehari-hari yang biasa di dengar oleh siswa, jangan
menggunakan bahasa istilah, karena akan membingungkan siswa dalam mencerna
makna dari istilah tersebut.
Ketrampilan Komunikasi non verbal.
Menurut Samovar dan Porter komunikasi nonverbal
adalah komunikasi yang mencakup semua ransangan (kecuali rangsangan verbal)
dalam setting komunikasi, yang dihasilkan oleh individu dan penggunaan
lingkungan oleh individu yang memppunyai nilai potensial bagi pengirim atau
penerima.[3]
Komunikasi nonverbal yang dilakukan pustakawan
sekolah adalah komunikasi menggunakan bahasa tubuh. Bahasa tubuh akan sangat
berpengaruh bagi para siswa, bahasa tubuh yang diberikan oleh pustakawan
mempunyai kesan tersendiri bagi siswa. Pustakawan harus bisa berkomunikasi
nonverbal secara baik. Bagi siswa komunikasi nonverbal sangat berpengaruh
terhadap ketertarikan mereka terhadap seseorang.
Pustakawan harus memberikan daya tarik
tersendiri bagi siswa, baik yang mengunjungi perpustakaan maupun yang diluar
perpustakaan. pustakawan harus tetap tersenyum bagi siapa saja agar terkesan
menyenangkan. Sehingga siswa akan tertarik dengan kita dan akan sering
mengunjungi perpustakaan. selain itu pustakawan juga harus bersikap sopan,
ramah, menghormati dan sebagainya. Hal ini dilakukan untuk menarik minat siswa
agar berpikir bahwa perpustakaan merupakan tempat yang menyenangkan untuk
dikunjungi.
Dalam menggunakan kamunikasi nonverbal,
pustakawan harus memiliki kemampuan untuk menggunakan bahasa tubuh secara tepat
dan sesuai dengan yang disampaikan, agar pesan mudah diterima dan dipahami oleh
siswa.
Dalam melakukan ketrampilan komunikasi
konseling kepada siswa, pustakawan harus memperhatikan beberapa hal beriktu:
a. Kontak
mata, pustakawan harus bisa menjaga kontak mata dengan siswa, memandang dengan
sopan dan tidak melirik atau memandang dengan ujung mata.
b. Bahasa
tubuh. Bahasa tubuh yang diberikan pustakawan harus rileks dan nyaman, sehingga
jika siswa melihat pustakawan akan merasa senang. Bahasa tubuh yang diberikan
bisa berupa senyuman.
c. Kualitas
suara. Bahasa yang digunakan mudah dimengerti oleh siswa, suaranya sopan dan
tidak membentak-bentak.
d. Posisi
tubuh ; agak condong ke arah siswa, duduk akrab dengan siswa atau duduk
berdampingan, sehingga siswa dan pustakawan terasa akrab.
e. Tangan ;
variasi gerakan tangan/lengan spontan berubah-ubah,menggunakan tangan sebagai
isyarat, menggunakan gerakan tangan untuk menekankan ucapan, menukjuk dengan
sopan, menyapa sambil memeragakan dengan tangan, dan bersalaman dengan siswa
dengan sopan dan lembut.
f. Perhatian
; pustakawan mendengarkan keluhan siswa tetang masalah apa yang mereka hadapi,
baik itu tugas sekolah, masalah keluarga atan masalah lainnya. Setelah habis
siswa mengungkapkan masalahnya, baru pustakawan memberi solusi terhadap masalah
yang dihadapi siswa serta memberi perhatian lebih, agar siswa tersebut tidak
terbebani oleh masalah yang dihadapinya.
Ketrampilan
Komunikasi Koseling
Komunikasi dalam kehidupan menjadi jembatan
untuk mengantar seseorang pada berbagai kebutuhan, karena itu komunikasi
merupakan bagian dari kehidupan. Komunikasi merupakan dasar bagi segala bentuk
interaksi manusia dalam kehidupan, seperti interaksi antara orang tua dan anak,
guru dengan muridnya, pustakawan dengan penggunanya dan lain sebagainya.
Agar proses konseling berjalan dengan lancer
dan tujuannya tercapai secara efektif dan efesien, maka pustakawan sekolah harus
mampu mengimplementasikan ketrampilan-ketrampilan komunikasi konseling untuk
bisa meningkatkan literasi informasi siswa. Ketrampilan komunikasi konseling
berfungsi untuk merefleksikan informasi dan sikap-sikap yang dimiliki siswa.
Adalam macam-macam ketrampilan komunikasi konseling akan diuraikan sebagai
berikut:
a.
Ketrampilan
Attending
Ketrampilan attending
disebut juga sebagai prilaku menghampiri siswa yang mencakup komponen kontak
mata, bahasa badan dan kontak lisan. [4]
pustakawan harus memberikan perhatian lebih kepada siswa dengan memberikan
perhatian secara utuh terhadap siswa yang sedang berbicara. Perhatian attending
meliputi keterlibatan tubuh, bahasa tubuh yang tepat, kontak mata dan
lingkungan yang nyaman.
b.
Ketrampilan
Empati
Pustakawan merasakan apa yang dirasakan oleh
siswa, dalam hal ini dalam pencarian informasi yang diinginkan oleh siswa.
Pustakawan akan segera membantu siswa untuk mendapatkan informasi yang
dibutuhkan siswa secara cepat dan tepat. Dengan demikian siswa akan merasa
terbantu dan merasa dihargai.
c.
Ketrampilan Refleksi
Ketrampilan refleksi adalah ketrampilan
pustakawan untuk memantulkan kembali kepada siswa tentang perasaan, pikiran dan
pengalaman siswa sebagai hasil pengamatan terhadap prilaku verbal dan
nonverbalnya.[5]
Refleksi ada tiga macam yaitu:
1. Refleksi
perasaan, yaitu ketrampilan pustakawan untuk dapat memantulkan perasaan siswa
sebagai pengamatan verbal dan nonverbal..
2. Refleksi
pikiran, yaitu ketrampilan pustakawan untuk memantulkan ide, pikiran, pendapat
siswa sebagai hasil pengamatan terhadap perilaku verbal dan nonverbal terhadap
siswa.
3. Refleksi
pengalaman, ketrampilan pustakawan merefleksikan pengalaman-pengalaman siswa
sebagai hasil pengamatan.
d.
Ketrampilan
bertanya
Pustakawan harus mempunyai komunikasi yang
bagus dalam bertanya kepada siswa tentang informasi apa yang sedang mereka
butuhkan. Pustakawan menggunakan ungkapan pertanyaan dengan tenang dan sopan,
bahasa yang digunakan singkat dan lugas, serta bersedia mendengarkan
jawaban-jawaban yang diberikan siswa.
e.
Ketrampilan
Eksplorasi
Ketrampilan eksplorasi adalah suatu ketrampilam
pustakawan untuk menggali perasaan, pikiran dan pengalaman siswa.[6]
Ketrampilan ini harus dimiliki pustakawan untuk menggali perasaan siswa yang
tersimpan, menggali ide, pikiran dan pendapat siswa serta menggali
pengalaman-pengalaman siswa untuk meningkatkan apa yang sudah dimiliki oleh
mereka.
f.
Ketrampilan
berbicara
Komunikasi seringkalli dilakukan dengan
berbicara atau bercakap-cakap secara langsung. Dengan demikian pembicaraan yang
terjadi merupakan proses tukar menukar informasi antara pustakawan dengan
siswa. Ada beberapa prinsip teknik berbicara yang perlu diperhatikan,
diantaranya:[7]
1.
Prinsip
motivasi
Pustakawan
mendorong siswa untuk memanfaatkan perpustakaan sebagai sumber ilmu
pengetahuan, pusat belajar mengajar, pusat literasi informasi serta tempat
untuk mengembangkat bakat dan bakat siswa.
a. Motivasi
intrinsic, Siswa
tertarik belajar dengan kamauan sendiri, tanpa ada paksaan dari pustakawan
maupun orang tua. Hal ini timbul karena faktor lingkungan sekitar yang menuntuk
mereka untuk menjadi seperti apa yang mereka lihat di lingkungan sekitar.
b. Motivasi ekstrinsik, Pustakawan memberikan Sesuatu hadiah
kepada siswa yang sering mengunjungi perpustakaan. seperti memberika peralatan
tulis kepada siswa yang rajin pinjam buku, dengan demikian, siswa lain akan
termotivasi untuk mengunjungi perpustakaan. kegiatan selanjutnya yang bisa
dilakukan oleh pustakawan adalah bercerita sebagian isi cerita tentang suatu
tokoh atau cerita fiksi yang menarik perhatian siswa, kemudian menyuruh siswa
untuk membaca agar mengetahui cerita selanjutnya. Dengan membuat penasaran tentang isi cerita
yang terpotong, maka siswa akan mencari tahu sendiri dengan membaca buku cerita
tersebut.
2. Prinsip perhatian
Disini
pustakawan harus terampil dalam mencari perhatian siswa, mereka harus menjadi
pemusatan perhatian siswa, seperti bercerita yang lucu, menarik, dan
sebagainya. Kemudian mengadaan lomba kecil-kecilan yang tujuannya untuk menarik
perhatian siswa terhadap pentingnya perpustakaan. seperti mengadakan lomba
bercerita, lomba baca cepat, game dan sebagainya.
3. Prinsip ulangan
Pustakawan
terus mengulangi informasi-informasi yang di anggap penting oleh siswa.
Sehingga siswa akan mudah mengingat informasi tersebut. Informasi yang diulang
bisa berupa Undang-Undang Dasar Republik Indonesia, Pancasila, dan informasi
penting lainnya. Dengan sering mengulang-ulang hal tersebut. Siswa akan mudah
menghafalkannya.
4. Prinsip Kegunaan
Materi
yang disampaikan oleh pustakawan merupakan informasi yang penting dan berguna
bagi siswa. Informasi yang disampaikan akan sangat bermanfaat bagi siswa dan
akan tetap diingat oleh siswa, seperti sejarah kemerdekaan Indonesia, hari
pendidikan nasional, dan sebagainya.
Keterampilan
Komunikasi Emosional
Komunikasi emosional adalah interaksi yang
terjadi manakala siswa melakukan kontak satu sama lain dengan melakukan curahan
perasaan. Pustakawan harus tetap stabil dalam melakukan ketrampilan komunikasi
ini. Pustakawan tidak terpancing oleh emosional siswa yang sedang merasakan
sesuatu, baik itu senang, sedih ataupun marah. Pustakawan harus tetap menjaga
keseimbangan emosi dan tidak berlebihan dalam menanangani siswa yang sedang
mengalami gangguan emosional.
Kesimpulan
Bentuk ketrampilan komunikasi konseling yang
harus dimiliki oleh pustakawan sekolah adalah harus benar-benar menguasai
ketrampilan komunikasi verbal dan nonverbal. Ketrampilan
komunikasi konseling pustakawan sekolah dalam menumbuhkan literasi informasi
siswa meliputi keterampilan Attending, ketrampilan empaty, ketrampilan
refleksi, ketrampiln bertanya, ketrampilan
eksplorasi, ketrampilan berbicara.
Sebaiknya pengelola
perpustakaan sekolah adalah seseorang yang berlatarbelakang ilmu perpustakaa,
sekurang-kurangnya lulusan D II ilmu perpustakaan. supaya tujuan dan fungsi
perpustakaan sekolah dapat tercapai secara maksimal. Peran perpustakaan sekolah
harus lebih ditingkatkan lagi supaya siswa bisa menggunakan perpustakaan
sebagai pusat ilmu pengetahuan pusat literasi informasi, serta pusat untuk
mengasah minat dan kecerdasan siswa. Kepala
sekolah harus benar-benar mengelola perpustakaan dengan baik serta
mengalokasikan dana 5% dari dana sekolah sesuai dengan yang telah di tetapkan
oleh pemerintah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar