Sabtu, 02 Januari 2016

KETRAMPILAN KOMUNIKASI KONSELING PUSTAKAWAN SEKOLAH

Kesadaran untuk mengembangkan perpustakaan sekolah mulai tumbuh, meskipun belum seperti yang diharapkan. Dibeberapa sekolah, perpustakaan diposisikan sebagai perlengakapan dan dibiarkan terbengkalai begitu saja, tanpa ada perhatian khusus dari guru maupun kepala sekolah. Kurikulum bolak balik diganti, guru-guru berulang kali ditatar, kepala sekolah sampai jemu mengikuti penataran manajemen ssekolah. Tetapi nasip perpustakaan sekolah kadang kurang dapat perhatian.
Keberadaan perpustakaan sekolah tidak dapat dipisahkan dengan dunia pendidian. Sebab perpustakaan merupakan institusi pengelolaan koleksi karya tulis, karya cetak, atau karya rekam secara professional dengan sistem yang baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan, pelestarian, informasi dan rekreasi para pemustaka.
Keberadaan perpustakaan sekolah untuk meningkatkan kualitas pendidikan serta untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. karena pentingnya keeradaan perpustakaan di sekolah, maka perpustakaan sekolah harus dikelola oleh pustakawan professional agar fungsi dan tujuan utama perpustakaan sekolah terlaksana dengan baik.
Pengelola perpustakaan sekolah seharusnya adalah tenaga terdidik dan dipimpin oleh orang yang memiliki pendidikannya sekurang-kurangnya diploma dua ilmu perpustakaan (Standar Nasional Perpustakaan Sekolah). Tanpa adanya tenaga pendidikan ini, perpustakaan sekolah hanya akan menjadi tempat pelarian terutama dengan adanya sertifikasi guru.[1]
Pustakawan perpustakaan sekolah harus memiliki ketrampilan-ketrampilan komunikasi yang baik, terutama ketrampilan komunikasi konseling dalam melayani dan menumbuhkan literasi informasi guru dan siswa disekolah. Dengan demikian, perpustakaan tidak akan dianggap sebagai tempat pelarian guru untuk mengejar sertifikasi serta siswa tidak menganggap perpustakaan adalah gudang penyimpanan buku yang hanya digunakan pada waktu tertentu saja.
Salah satu fungsi perpustakaan sekolah yang sangat urgen adalah sebagai pusat litersi informasi siswa. Peran perpustakaan sekolah dalam menumbuhkan literasi informasi siswa sangat tergantung kepada ketrampilan-ketrampilan yang dimiliki oleh petugas (pustakawan) perpustakaan sekolah. Ketrampilan yang dimaksud disini adalah ketrampilan komunikasi konseling yang dimiliki oleh pustakawan sekolah dalam memberikan bimbingan-bimbingan kepada siswa sekolah terhadap pentingnya perpustakaan sekolah sebagai pusat literasi informasi utama. 
Kualitas pustakawan ditentukan oleh beberapa faktor, antara lain latar belakang pendidikan yang akan menentukan keahliannya, kepribadiannya, dan kemampuan berkomunikasi. Bentuk ketrampilan komunikasi konseling pustakawan sekolah:
Keterampilan komunikasi verbal
Komunikasi verbal adalah komunikasi dengan cara menyampaikan pesan kata-kata yang diucapkan.[2] Komunikasi verbal dibagi dua yaitu komunikasi tertulis dan komunikasi lisan (berbahasa). Komunikasi verbal disini adalah komunikasi yang dilakukan pustakawan kepada siswa dengan menggunakan kata-kata yang jelas dan mudah dipahami oleh siswa.
Dalam komunikasi verbal, siswa dapat memahami semua pesan yang disampaikan oleh pustakawan. Pustakawan dalam hal ini harus menggunakan kata-kata sehari-hari yang biasa di dengar oleh siswa, jangan menggunakan bahasa istilah, karena akan membingungkan siswa dalam mencerna makna dari istilah tersebut. 

Ketrampilan Komunikasi non verbal.
Menurut Samovar dan Porter komunikasi nonverbal adalah komunikasi yang mencakup semua ransangan (kecuali rangsangan verbal) dalam setting komunikasi, yang dihasilkan oleh individu dan penggunaan lingkungan oleh individu yang memppunyai nilai potensial bagi pengirim atau penerima.[3]
Komunikasi nonverbal yang dilakukan pustakawan sekolah adalah komunikasi menggunakan bahasa tubuh. Bahasa tubuh akan sangat berpengaruh bagi para siswa, bahasa tubuh yang diberikan oleh pustakawan mempunyai kesan tersendiri bagi siswa. Pustakawan harus bisa berkomunikasi nonverbal secara baik. Bagi siswa komunikasi nonverbal sangat berpengaruh terhadap ketertarikan mereka terhadap seseorang.
Pustakawan harus memberikan daya tarik tersendiri bagi siswa, baik yang mengunjungi perpustakaan maupun yang diluar perpustakaan. pustakawan harus tetap tersenyum bagi siapa saja agar terkesan menyenangkan. Sehingga siswa akan tertarik dengan kita dan akan sering mengunjungi perpustakaan. selain itu pustakawan juga harus bersikap sopan, ramah, menghormati dan sebagainya. Hal ini dilakukan untuk menarik minat siswa agar berpikir bahwa perpustakaan merupakan tempat yang menyenangkan untuk dikunjungi.
Dalam menggunakan kamunikasi nonverbal, pustakawan harus memiliki kemampuan untuk menggunakan bahasa tubuh secara tepat dan sesuai dengan yang disampaikan, agar pesan mudah diterima dan dipahami oleh siswa.
Dalam melakukan ketrampilan komunikasi konseling kepada siswa, pustakawan harus memperhatikan beberapa hal beriktu:
a. Kontak mata, pustakawan harus bisa menjaga kontak mata dengan siswa, memandang dengan sopan dan tidak melirik atau memandang dengan ujung mata.
b. Bahasa tubuh. Bahasa tubuh yang diberikan pustakawan harus rileks dan nyaman, sehingga jika siswa melihat pustakawan akan merasa senang. Bahasa tubuh yang diberikan bisa berupa senyuman.
c. Kualitas suara. Bahasa yang digunakan mudah dimengerti oleh siswa, suaranya sopan dan tidak membentak-bentak.
d. Posisi tubuh ; agak condong ke arah siswa, duduk akrab dengan siswa atau duduk berdampingan, sehingga siswa dan pustakawan terasa akrab.
e. Tangan ; variasi gerakan tangan/lengan spontan berubah-ubah,menggunakan tangan sebagai isyarat, menggunakan gerakan tangan untuk menekankan ucapan, menukjuk dengan sopan, menyapa sambil memeragakan dengan tangan, dan bersalaman dengan siswa dengan sopan dan lembut.
f. Perhatian ; pustakawan mendengarkan keluhan siswa tetang masalah apa yang mereka hadapi, baik itu tugas sekolah, masalah keluarga atan masalah lainnya. Setelah habis siswa mengungkapkan masalahnya, baru pustakawan memberi solusi terhadap masalah yang dihadapi siswa serta memberi perhatian lebih, agar siswa tersebut tidak terbebani oleh masalah yang dihadapinya.

Ketrampilan Komunikasi Koseling
Komunikasi dalam kehidupan menjadi jembatan untuk mengantar seseorang pada berbagai kebutuhan, karena itu komunikasi merupakan bagian dari kehidupan. Komunikasi merupakan dasar bagi segala bentuk interaksi manusia dalam kehidupan, seperti interaksi antara orang tua dan anak, guru dengan muridnya, pustakawan dengan penggunanya dan lain sebagainya.
Agar proses konseling berjalan dengan lancer dan tujuannya tercapai secara efektif dan efesien, maka pustakawan sekolah harus mampu mengimplementasikan ketrampilan-ketrampilan komunikasi konseling untuk bisa meningkatkan literasi informasi siswa. Ketrampilan komunikasi konseling berfungsi untuk merefleksikan informasi dan sikap-sikap yang dimiliki siswa. Adalam macam-macam ketrampilan komunikasi konseling akan diuraikan sebagai berikut:
a.              Ketrampilan Attending
Ketrampilan attending disebut juga sebagai prilaku menghampiri siswa yang mencakup komponen kontak mata, bahasa badan dan kontak lisan. [4] pustakawan harus memberikan perhatian lebih kepada siswa dengan memberikan perhatian secara utuh terhadap siswa yang sedang berbicara. Perhatian attending meliputi keterlibatan tubuh, bahasa tubuh yang tepat, kontak mata dan lingkungan yang nyaman.
b.             Ketrampilan Empati
Pustakawan merasakan apa yang dirasakan oleh siswa, dalam hal ini dalam pencarian informasi yang diinginkan oleh siswa. Pustakawan akan segera membantu siswa untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan siswa secara cepat dan tepat. Dengan demikian siswa akan merasa terbantu dan merasa dihargai.
c.              Ketrampilan Refleksi
Ketrampilan refleksi adalah ketrampilan pustakawan untuk memantulkan kembali kepada siswa tentang perasaan, pikiran dan pengalaman siswa sebagai hasil pengamatan terhadap prilaku verbal dan nonverbalnya.[5] Refleksi ada tiga macam yaitu:
1.      Refleksi perasaan, yaitu ketrampilan pustakawan untuk dapat memantulkan perasaan siswa sebagai pengamatan verbal dan nonverbal..
2.      Refleksi pikiran, yaitu ketrampilan pustakawan untuk memantulkan ide, pikiran, pendapat siswa sebagai hasil pengamatan terhadap perilaku verbal dan nonverbal terhadap siswa.
3.      Refleksi pengalaman, ketrampilan pustakawan merefleksikan pengalaman-pengalaman siswa sebagai hasil pengamatan.
d.             Ketrampilan bertanya
Pustakawan harus mempunyai komunikasi yang bagus dalam bertanya kepada siswa tentang informasi apa yang sedang mereka butuhkan. Pustakawan menggunakan ungkapan pertanyaan dengan tenang dan sopan, bahasa yang digunakan singkat dan lugas, serta bersedia mendengarkan jawaban-jawaban yang diberikan siswa.
e.              Ketrampilan Eksplorasi
Ketrampilan eksplorasi adalah suatu ketrampilam pustakawan untuk menggali perasaan, pikiran dan pengalaman siswa.[6] Ketrampilan ini harus dimiliki pustakawan untuk menggali perasaan siswa yang tersimpan, menggali ide, pikiran dan pendapat siswa serta menggali pengalaman-pengalaman siswa untuk meningkatkan apa yang sudah dimiliki oleh mereka.
f.               Ketrampilan berbicara
Komunikasi seringkalli dilakukan dengan berbicara atau bercakap-cakap secara langsung. Dengan demikian pembicaraan yang terjadi merupakan proses tukar menukar informasi antara pustakawan dengan siswa. Ada beberapa prinsip teknik berbicara yang perlu diperhatikan, diantaranya:[7]
1.      Prinsip motivasi
Pustakawan mendorong siswa untuk memanfaatkan perpustakaan sebagai sumber ilmu pengetahuan, pusat belajar mengajar, pusat literasi informasi serta tempat untuk mengembangkat bakat dan bakat siswa.
a.       Motivasi intrinsic, Siswa tertarik belajar dengan kamauan sendiri, tanpa ada paksaan dari pustakawan maupun orang tua. Hal ini timbul karena faktor lingkungan sekitar yang menuntuk mereka untuk menjadi seperti apa yang mereka lihat di lingkungan sekitar.
b.      Motivasi ekstrinsik, Pustakawan memberikan Sesuatu hadiah kepada siswa yang sering mengunjungi perpustakaan. seperti memberika peralatan tulis kepada siswa yang rajin pinjam buku, dengan demikian, siswa lain akan termotivasi untuk mengunjungi perpustakaan. kegiatan selanjutnya yang bisa dilakukan oleh pustakawan adalah bercerita sebagian isi cerita tentang suatu tokoh atau cerita fiksi yang menarik perhatian siswa, kemudian menyuruh siswa untuk membaca agar mengetahui cerita selanjutnya. Dengan membuat penasaran tentang isi cerita yang terpotong, maka siswa akan mencari tahu sendiri dengan membaca buku cerita tersebut.
2.      Prinsip perhatian
Disini pustakawan harus terampil dalam mencari perhatian siswa, mereka harus menjadi pemusatan perhatian siswa, seperti bercerita yang lucu, menarik, dan sebagainya. Kemudian mengadaan lomba kecil-kecilan yang tujuannya untuk menarik perhatian siswa terhadap pentingnya perpustakaan. seperti mengadakan lomba bercerita, lomba baca cepat, game dan sebagainya.
3.      Prinsip ulangan
Pustakawan terus mengulangi informasi-informasi yang di anggap penting oleh siswa. Sehingga siswa akan mudah mengingat informasi tersebut. Informasi yang diulang bisa berupa Undang-Undang Dasar Republik Indonesia, Pancasila, dan informasi penting lainnya. Dengan sering mengulang-ulang hal tersebut. Siswa akan mudah menghafalkannya.
4.      Prinsip Kegunaan
Materi yang disampaikan oleh pustakawan merupakan informasi yang penting dan berguna bagi siswa. Informasi yang disampaikan akan sangat bermanfaat bagi siswa dan akan tetap diingat oleh siswa, seperti sejarah kemerdekaan Indonesia, hari pendidikan nasional, dan sebagainya.

Keterampilan Komunikasi Emosional
Komunikasi emosional adalah interaksi yang terjadi manakala siswa melakukan kontak satu sama lain dengan melakukan curahan perasaan. Pustakawan harus tetap stabil dalam melakukan ketrampilan komunikasi ini. Pustakawan tidak terpancing oleh emosional siswa yang sedang merasakan sesuatu, baik itu senang, sedih ataupun marah. Pustakawan harus tetap menjaga keseimbangan emosi dan tidak berlebihan dalam menanangani siswa yang sedang mengalami gangguan emosional.

Kesimpulan
Bentuk ketrampilan komunikasi konseling yang harus dimiliki oleh pustakawan sekolah adalah harus benar-benar menguasai ketrampilan komunikasi verbal dan nonverbal. Ketrampilan komunikasi konseling pustakawan sekolah dalam menumbuhkan literasi informasi siswa meliputi keterampilan Attending, ketrampilan empaty, ketrampilan refleksi, ketrampiln bertanya, ketrampilan eksplorasi, ketrampilan berbicara.
Sebaiknya pengelola perpustakaan sekolah adalah seseorang yang berlatarbelakang ilmu perpustakaa, sekurang-kurangnya lulusan D II ilmu perpustakaan. supaya tujuan dan fungsi perpustakaan sekolah dapat tercapai secara maksimal. Peran perpustakaan sekolah harus lebih ditingkatkan lagi supaya siswa bisa menggunakan perpustakaan sebagai pusat ilmu pengetahuan pusat literasi informasi, serta pusat untuk mengasah minat dan kecerdasan siswa. Kepala sekolah harus benar-benar mengelola perpustakaan dengan baik serta mengalokasikan dana 5% dari dana sekolah sesuai dengan yang telah di tetapkan oleh pemerintah.





[1] Lasa HS, 2013, Manajemen Perpustakaan Sekolah/Madarasah, Yogyakarta: Penerbit Ombak, hlm. 2
[2] Suranto AW, Komunikasi Sosial Budaya…hlm. 127
[3] Ibid… hlm. 69
[4] Ibid…160
[5] Ibid…hlm.162
[6] Ibid… hlm.163
[7] Suranto AW, 2011, Komunikasi Interpersonal, Yogyakarta: Graha Ilmu, hlm. 95

Tidak ada komentar:

Posting Komentar