Menurut Undang-Undang Perpustakaan No 43 Tahun
2007, Perpustakaan adalah institusi
pengelola karya tulis, karya cetak, dan atu karya rekam secara profesional
dengan sistem yang baku guna memebuhi kebutuhan pendidikan, penelitian,
pelestarian, informasi dan rekreasi para pemustaka.
Sejalan dengan perkembangan zaman, pengertian
perpustakaan baeubah secara berangsur-angsur. Pada mulanya setiap ada kumpulan
buku-buku koleksi yang dikelola secara rapi dan teratur disebut perpustakaan,
tetapi karena adanya perkembangan teknologi modern dalam usaha pelestarian dan
pengembangan informasi, maka koleksi perpustakaan tidak hanya terbatas buku-buku
saja tetapi juga beraneka ragam jenisnya.
Kelahiran dan perkembangan teknoligi informasi,
terutama yang dimotori oleh teknologi komputer, memang kemudian mempercepat dan
menngubah berbagai praktek penting di dalam bidang perpustakaan, informasi dan
dokumentasi. Secara sistemik telah terjadi pula perubahan dalam cara kita
memandang teknologi informasi, dari yang semata-mata hanya memusatkan perhatian
pada kemampuan mesin dalam mengolah informasi, menjadi perhatian pada peran
teknologi dalam hubungan antar manusia sebagai anggota masyarakat yang semakin
lama semakin insentif dalam menggunakan informasi dalam berbagai aspek
kehidupan mereka, Pendit (2008:3).
Seiring dengan perkembangan teknologi informasi,
maka perpustakaan sekarang sudang mengembangkan layanannya dari yang manual
menjadi komputerisasi. Atau dengan istilah lain, perpustakaan mengalami
dinamika yang signifikan dari perpustakaan yang tradisonal menjadi perpustakaan
digital. Hal ini membuat para manajer perpustakaan harus kritis dalam
menentukan teknologi informasi yang sesuai dengan kebutuhan mereka serta
penggunaan yang mudah dan bisa diterima oleh para pengguna perpustakaan.
Dalam menentukan software atau aplikasi yang bagus
dan ideal untuk untuk sebuah perpustakaan belum ada stardar khusus yang
ditetapkan oleh Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. Tetapi penetapan
sistem informasi tersebut tergantung kepada kebijakan manajer perpustakaan
dengan mempertimbangkan kepada kemampuan lembaga dan staf serta pengguna
perpustakaan tersebut.
Untuk Indonesia sendiri terdapat banyak aplikasi open sourc yang bisa digunakan dan
didapatkan secara gratis. Menurut Dony Prisma (2013) Adapun Aplikasi atau
software perpustakaan digital yang bisa diterapkan di perpustakaan adalah
sebagai berikut:
1. Fedora (Flexible Extensible
Digital Object Repository Architecture), Fedora adalah
sebuah layanan terpusat yang menyediakan penyimpanan objek digital yang
sekaligus terintegrasi dengan keamanan, metadata, semantik ataupun kolaborasi
yang sangat dibutuhkan di era Web 2.0 saat ini.
2. Eprints,
EPrints adalah perangkat lunak opensource yang dikembangkan oleh School of
Electronics and Computer Science, University of Southampton, England United
Kingdom. Aplikasi ini berbasis web yang digunakan untuk membangun sebuah
repository karena itu membutuhkan aplikasi pendukung utama seperti Apache,
MySQL, Perl dan mod_perl.
3. GDL (Ganesha Digital Library), GDL
merupakan aplikasi perpustakaan digital berbasis web yang dikembangkan oleh
Knowledge Management Research Group (KMRG) Institut Teknologi Bandung. GDL
merupakan program opensource dengan lisensi GPL. Aplikasi ini bisa dijalankan
pada sistem operasi windows dan semua distro linux, sedangkan aplikasi
pendukungnya adalah APACHE sebagai web server, PHP sebagai software aplikasi
pemrograman, dan MySQl sebagai databasenya..
4. Greenstone,
Greenstone merupakan software yang dikembangkan melalui proyek pengembangan
perpustakaan Digital New Zealand (New Zealand Digital Library Project) dibawah
koordinasi Ian H. Witten dari University of Waikato New Zealand tahun 2004.
Untuk dapat menjalankan aplikasi ini, GSDL mensyaratkan Apache Web Server atau
MS Internet Information Server dan Java Runtime Environment.
5. Dspace,
Dspace merupakan program aplikasi repository yang dapat mengambil, menyimpan,
mengindeks, mem-preservasi dan menyalurkan karya-karya intelektual dari
penelitian universitas dalam bentuk digital. DSpace dibangun dan dikembangkan
oleh Massachusetts Institute of Technology (MIT) Libraries and Hewlett-Packard
(HP). Apliaksi pendukung yang dibutuhkan untuk menjalankan Dspace adalah
openjdk, Java, Apache Ant, Apache Tomcat dan PostgreSQL.
6. Senayan,
atau lengkapnya Senayan Library Management System (SLiMS), adalah perangkat lunak sistem manajemen perpustakaan (library
management system) sumber terbuka yang
dilisensikan di
bawah GPL v3. Aplikasi web yang
dikembangkan oleh tim dari Pusat Informasi dan Humas Departemen Pendidikan Nasional
Republik Indonesia ini dibangun dengan menggunakan PHP, basis data MySQL, dan
pengontrol versi Git.
Pada tahun 2009,
Senayan memenangi INAICTA 2009
untuk kategori open source. Slims Meet Up Community
Setiap aplikasi mempunyai kelebihan dan kekurangan
masing-masing. Sebelum menerapkan aplikasi yang cocok untuk sebuah
perpustakaan, manajer perpustakaan harus terlebih dahulu mengevulasi aplikasi
atau sistem infomasi tesebut. Salah satu model yang cocok untuk mengevaluasi
aplikasi tersebut adalah dengan menggunakan model Technology Acceptance Model (TAM) yang
dikembangkan oleh Davis (1989).
Adapun unsur-unsur yang di evaluasi
berdasarkan teori model Technology
Acceptance Model (TAM) adalah;
1. Perceived Ease
of Use
(Kemudahan)
Penerapan
aplikasi perpustakaan membuat pengguna merasa mudah dalam menggunakan aplikasi
tersebut dalam menemukan informasi yang meraka cari. Bahasa dan petunjuk yang
ada pada aplikasi tersebut mudah dipahami dan dimengerti oleh staf dan
pemustaka. Kemudian aplikasi tersebut bisa digunakan secara fleksibel.
Yang
paling penting dalam menggunakan aplikasi tersebut pengguna bisa menemukan
informasi yang mereka butuhkan secara cepat dan tepat, sehingga penggunaan ini
bisa menghematkan pengguna dalam menggunakannya. Dengan kata lain persepsi
pengguna terhadap kemudahan dalam menggunakan sistem informasi tersebut dapat
diukur dari beberapa factor sebagai berikut:
1. Sistem
informasi mudah untuk dipelajari
2. Sistem
informasi memberikan informasi yang diinginkan oleh pemustaka
3. Sistem
informasinya jelas dan mudah dipahami
4. Fleksibel
5. Terbebas
dari kesulitan
6. Kemudahan
dalam penggunaan sistem informasi
2. Perceived
Usefulness (Kebermanfaatan)
Penerapan
aplikasi open source bisa meningkatkan kualitas kerja, baik staf maupun
pemustaka. Dengan adanya aplikasi ini, pekerjaan staf akan cepat terselesaikan
dan membuat pekerjaannya terstruktur. Bagi pemustaka, penggunaan aplikasi ini
bisa mengantarkan mereka kepada informasi yang dituju dengan waktu yang secepat
mungkin. Dan yang paling penting bagi lembaga, dengan adanya penerapan aplikasi
ini akan mempermudah kerja staf, mempercepat kerja mereka serta peningkatan
ekektifitas sehingga pencapaian tujuan bisa terlaksanakan. Bagi pemustaka,
terdapat informasi yang mereka inginkan serta memudahkan mereka dalam mengakses
berbagai macam informasi tanpa batas.
Dengan
kata lain, Perceived Usefulness (Kebermanfaatan)
tersebut bisa diurutkan sebagai berikut :
1. Bekerja lebih cepat
2. Meningkatkan
perfomence pekerjaan
3. Meningkatkan produktivitas
4. Meningkatkan
Efektivitas
5. Membuat pekerjaan
menjadi mudah, dan
6. Berguna bagi
penggunanya.
3. Behavioral
Intention to Use (Kecenderungan
Penggunaan)
Aplikasi
yang diterapkan tersebut membuat kecendrungan pengguna untuk tetap
menggunakannya. Perilaku mereka bisa dilihat dari penggunaan aplikasi tersebut
secara terus menerus setiap mereka datang ke perpustakaan dan memotivasi
pengguna lain untuk tetap menggunakan sistem informasi tersebut.
Jika
aplikasi perpustakaan tersebut tidak dapat digunakan karena kerusakan sistem
atau mati listrik, mereka akan merasa cemas dan merasa sulit menemukan apa yang
mereka inginkan serta membuat pekerjaan mereka terbengkalai tanpa ada bantuan
aplikasi tersebut.
4. Actual System
Use (Penggunaan
sistem nyata)
Penggunan
menerima aplikasi open source yang sudah diterapkan di perpustakaan. Dengan
menggunaka program aplikasi ini, pengguna merasa puas, karena aplikasi tersebut
mudah untuk digunakan, mudah dipahami dan mudah dipelajari serta menyukai
tampilan yang ada pada aplikasi tersebut. Dengan penggunaan aplikasi ini bisa
meningkatkan produktifitas mereka yang bisa tercermin dari kondisi nyata
penggunaannya, seperti menerima adanya sistem informasi perpustakaan dan perasaan
pengguna terhadap sistem informasi.
Penerimaan
pengguna terhadap implementasi sistem teknologi informasi di perpustakaan dapat
didefinisikan sebagai keinginan yang nampak didalam kelompok pengguna untuk menerapkan
sistem teknologi informasi tersebut dalam pekerjaannya. Semakin menerima sistem
teknologi informasi yang tersebut, semakin besar kemauan pemakai untuk merubah praktek
yang sudah ada dalam penggunaan waktu serta usaha untuk memulai secara nyata pada
sistem teknologi informasi yang sudah diterapkan di perpustakaan.
Akan
tetapi apabila pemakai tidak mau menerima sistem teknologi informasi tersebut,
maka perubahan sistem tersebut menyebabkan tidak memberikan keuntungan yang banyak
bagi perpustakaan, sehingga perpustaaan harus menggantikan teknologi informasi
yang ada dengan teknologi informasi lain yang lebih sesuai.
Kesimpulan
Pada umumnya pengguna teknologi informasi akan memiliki
persepsi positif terhadap teknologi informasi yang disediakan jika pengguna
memiliki keyakinan atau persepsi terhadap kemanfaatan dan kemudahan yang
memiliki dampak langsung terhadap sikap, minat, dan perilaku penggunaan
Teknologi Informasi atau Sistem Informasi. Kemudahan pemakaian mempunyai
pengaruh terhadap Teknologi Informasi sehingga dapat disimpulkan bahwa
kemudahan penggunaan Teknologi Informasi di perpustakaan akan menimbulkan
perasaan dalam diri pengguna bahwa teknologi tersebut mempunyai kegunaan atau
manfaat sehingga menimbulkan rasa nyaman bila bekerja menggunakannya.
Faktor
– faktor yang mempengaruhi pengguna dalam menerima sistem informasi adalah
kualitas informasi yang dihasilkan dari sistem yang sudah diterapkan di
perpustakaan, tingkat kepuasan pengguna atas perolehan informasi, dan harapan pengguna atas
perfoma sistem yang dapat meningkatkan kinerja mereka, harapan upaya / usaha
dalam penggunaan sistem informasi, serta karakteristik dari teknologi
informasi yang akan digunakan, meskipun tidak secara langsung mempengaruhi
mental penerimaan dari para pengguna dalam mengadopsi penggunaan sistem
informasi tersebut.
Harapan
atas penggunaan teknologi informasi dapat menunjukkan semakin mudah dan nyaman
sistem teknologi informasi yang akan diterapkan, maka semakin terdorong pula
para pengguna untuk menerima adopsi dari teknlogi informasi tersebut.
Karakteristik teknologi memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kecocokan
teknologi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar